Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya. Pada 1953, dia berani merambah ke Jakarta. Saat itu, di Jawa Tengah, Teh Cap Botol sudah sangat terkenal.
Sosrodjojo menggunakan strategi 'Cicip Rasa'. Dia membagikan contoh produk di ibukota. Dia datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara memasak dan menyeduh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar.
Namun, cara ini kurang berhasil karena teh yang telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlalu lama, sehingga pengunjung di pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu.
Sosrodjojo pun memutar otak. Ia tidak lagi menyeduh teh langsung di pasar. Tetapi teh dimasukkan dalam panci-panci besar yang selanjutnya dibawa ke pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan.
Pada 1969 muncul gagasan teh siap minum dalam kemasan botol. Pada 1970, teh dalam kemasan botol diproduksi masal. Setelah usaha ini pesat, pada 1974 keluarga Sosro mendirikan PT Sinar Sosro yang mengelola pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia. Bahkan, Sosro mengklaim, teh kemasan botol merupakan yang pertama di dunia.
Model botol untuk kemasan Teh Botol Sosro mengalami tiga kali perubahan, masing-masing pada 1970, pada 1972, dan terakhir pada 1974. Desain terkhir hingga kini masih dipertahankan.
***
Semua usahanya dikelola melalui dua perusahaan. PT Sinar Sosro, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan. Produk-produknya adalah Tehbotol Sosro, Fruit Tea Sosro, Joy Tea Green Sosro, TEBS, Happy Jus, dan Air Minum Prim-A. Serta PT Gunung Slamat, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji. Produk-produknya adalah Teh celup Sosro, Teh Cap Botol, Teh Poci, Teh Terompet, Teh Sadel, Teh Sepatu, dan Teh Berko